A. Pengertian Dakwah
Secara kebahasaan kata dakwah
berasal dari bahasa Arab, yang akar katanya adalah da’â – yad’û – da’watan
yang berarti menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu. Dakwah dalam pengertian bahasa ini
menimbulkan makna ganda yang dapat diartikan menyeru kepada sesuatu yang
bersifat negatif juga dapat berarti mengajak kepada sesuatu yang bersifat
positif.
Dakwah
menurut pengertian terminologi dikemukakan oleh para ahli antara
mengatakan bahwa dakwah adalah mendorong manusia agar berbuat kebajikan dan
petunjuk, menyeru mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah mereka terhadap
perbuatan munkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Pengertian
Dakwah secara umum, yakni suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan
tuntunan-tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk
menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat, pekerjaan yang
tertentu.
Pengertian
Dakwah menurut Islam, ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan
yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Jadi makna dakwah secara kebahasaan
adalah selain ajakan kepada sesuatu yang baik juga berarti ajakan kepada
sesuatu yang buruk. Apabila ditinjau dari segi terminologi maka dakwah
mengandung arti seluruh aktivitas manusia yang dilaksanakan secara sadar dan
terencana yang bertujuan merubah pola pikir dan tingkah laku manusia secara
dinamis ke arah yang lebih baik, sehingga terwujud kebahagiaan dan kedamaian
manusia baik di dunia maupun di akhirat.
B. Unsur-unsur
Dakwah
Yang dimaksud unsur-unsur dakwah dalam pembahasan ini adalah bagian-bagian yang terkait dan merupakan satu kesatuan dalam suatu penyelenggaraan dakwah. Jadi, unsur-unsur dakwah tersebut adalah:
1. Subjek Dakwah
Dalam
hal ini yang dimaksud dengan subjek dakwah adalah yang melaksanakan tugas-tugas
dakwah, orang itu disebut da’i atau muballigh.29
Dalam
aktivitasnya subjek dakwah dapat secara individu ataupun bersama-sama. Hal ini
tergantung kepada besar kecilnya skala penyelenggaraan dakwah dan
permasalahan-permasalahan dakwah yang akan digarapnya. Semakin luas dan
kompleks-nya permasalahan dakwah yang dihadapi, tentunya besar pula
penyelenggaraan dakwah dan mengingat keterbatasan subjek dakwah, baik di bidang
keilmuan, pengalaman, tenaga dan biaya, maka subjek dakwah yang terorganisir
akan lebih efektif daripada yang secara individu (perorangan) dalam rangka
pencapaian tujuan dakwah.
Dalam
pengertian subjek dakwah yang terorganisir, dapat dibedakan dalam tiga
komponen, yaitu (1) da’i, (2) perencana dan (3) pengelola dakwah.
Sebagai seorang da’i harus mempunyai syarat tertentu, diantaranya:
·
Menguasai isi kandungan al-Quran
dan sunah Rasul serta hal-hal yang berhubungan dengan tugas-tugas dakwah.
·
Menguasai ilmu pengetahuan yang
ada hubungannya dengan tugas-tugas dakwah.
·
Takwa pada Allah SWT.30
2. Objek Dakwah (audience).
Objek dakwah adalah setiap orang atau sekelompok orang yang dituju atau menjadi sasaran suatu kegiatan dakwah. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap manusia tanpa membedakan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, warna kulit, dan lain sebagainya, adalah sebagai objek dakwah. Hal ini sesuai dengan sifat keuniversalan dari agama Islam dan tugas kerisalahan Rasulullah.31
Ditinjau dari segi tugas kerisalahan Rasullulah SAW, maka objek dakwah dapat digolongkan menjadi dua kelompok, pertama, umat dakwah yaitu umat yang belum menerima, meyakini, dan mengamalkan ajaran agama Islam. Kedua, umat ijabah yaitu umat yang dengan secara ikhlas memeluk agama Islam dan kepada mereka sekaligus dibebani kewajiban untuk melaksanakan dakwah.32
Mengingat keberadaan objek dakwah yang heterogen, baik pada tingkat pendidikan, ekonomi, usia, dan lain sebagainya, maka keberagaman tersebut hendaknya dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan model penyelenggaraan dakwah, sehingga benar-benar dapat secara efektif dan berhasil dalam menyentuh persoalan-persoalan kehidupan umat manusia sebagai objek dakwah.
3. Materi Dakwah
Materi dakwah adalah isi pesan yang disampaikan oleh da’i kepada objek dakwah, yakni ajaran agama Islam sebagaimana tersebut dalam al-Qur’an dan Hadits.
Agama Islam yang bersifat universal yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, dan bersifat abadi sampai di akhir jaman serta mengandung ajaran-ajaran tentang tauhid, akhlak dan ibadah.33 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa materi dakwah meliputi tauhid, akhlak, dan ibadah.
Sangat mendalam dan luasnya ajaran Islam menuntut subjek dakwah dalam penyampaian materi dakwah sesuai dengan kondisi objektif objek dakwah, sehingga akan terhindar dari pemborosan. Oleh karena itu, seorang da’i hendaknya mengkaji objek dakwah dan strategi dakwah terlebih dahulu sebelum menentukan materi dakwah sehingga terhindar dari hal-hal yang dapat menghambat kegiatan dakwah.
4.
Metode Dakwah.
Metode dakwah adalah cara-cara menyampaikan pesan kepada objek dakwah, baik itu kepada individu, kelompok maupun masyarakat agar pesan-pesan tersebut mudah diterima, diyakini dan diamalkan.34 Sebagaimana yang telah tertulis dalam al-Qur’an dalam surat an-Nahl ayat 125:
اُدْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْن َ
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”35
5. Landasan Dakwah
Landasan dakwah dalam al- Qur’an ada tiga, yaitu:
5. Landasan Dakwah
Landasan dakwah dalam al- Qur’an ada tiga, yaitu:
·
Bil hikmah ( kebijaksanaan),
yaitu cara-cara penyampaian pesan-pesan dakwah yang sesuai dengan keadaan
penerima dakwah.36 Operasionalisasi metode dakwah bil hikmah dalam
penyelenggaraan dakwah dapat berbentuk: ceramah-ceramah pengajian, pemberian
santunan kepada anak yatim atau korban bencana alam, pemberian modal,
pembangunan tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya.
·
Mau’idah hasanah, yakni memberi
nasehat atau mengingatkan kepada orang lain dengan tutur kata yang baik,
sehingga nasehat tersebut dapat diterima tanpa ada rasa keterpaksaan.
Penggunaan metode dakwah model ini dapat dilakukan antara lain dengan melalui:
(1) kunjungan keluarga, (2) sarasehan, (3) penataran/kursus-kursus, (4) ceramah
umum, (5) tabligh, (6) penyuluhan.37
·
Mujadalah (bertukar pikiran
dengan cara yang baik), berdakwah dengan mengunakan cara bertukar pikiran
(debat). Pada masa sekarang menjadi suatu kebutuhan, karena tingkat berfikir
masyarakat sudah mengalami kemajuan. Namun demikian, da’i hendaknya harus
mengetahui kode etik (aturan main) dalam suatu pembicaraan atau perdebataan,
sehingga akan memperoleh mutiara kebenaran, bahkan terhindar dari keinginan
mencari popularitas ataupun kemenangan semata.
C. Tujuan
dakwah
Tujuan dakwah adalah menjadikan
manusia muslim mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan
menyebarluaskan kepada masyarakat yang mula-mula apatis terhadap Islam menjadi
orang yang suka rela menerimanya sebagai petunjuk aktivitas duniawi dan
ukhrawi.
Kebahagiaan ukhrawi merupakan tujuan
final setiap muslim. Untuk mencapai maksud tersebut diperlukan usaha
yang sungguh-sungguh dan penuh optimis melaksanakan dakwah.
Oleh karena itu seorang da`i harus
memahami tujuan dakwah, sehingga segala kegiatannya benar-benar mengarah kepada
tujuan seperti dikemukakan di atas. Seorang da`i harus yakin akan
keberhasilannya, jika ia tidak yakin dapat menyebabkan terjadinya
penyelewengan-penyelewengan di bidang dakwah.
Berikut akan diuraikan tentang
tujuan dakwah :
- Mengajak umat manusia (meliputi
orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar agar
dapat hidup sejahtera di dunia maupun di akhirat.
- Mengajak umat Islam untuk
selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah swt.
- Mendidik dan mengajar anak-anak
agar tidak menyimpang dari fitrahnya.
- Menyelesaikan dan memecahkan
persoalan-persoalan yang gawat yang meminta segera penyelesaian dan
pemecahan.
- Menyelesaikan dan memecahkan
persoalan-persoalan yang terjadi sewaktu-waktu dalam masyarakat.
Jadi inti dari tujuan yang ingin
dicapai dalam proses pelaksanaan dakwah adalah keridhaan Allah swt. dimana
obyek dakwah tidak hanya terbatas kepada umat Islam saja, tetapi semua manusia
bahkan untuk semua alam. Dari sudut manapun dakwah itu diarahkan, maka intinya
adalah amar ma`ruf nahyi munkar yang bertujuan untuk merubah dari sesuatu
yang negatif kepada yang positif, dari yang statis kepada kedinamisan sebagai
upaya merealisasikan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kritik dan sarannya.